Sunday, June 21, 2009

Sajak Seorang Tua Tentang Bandung Lautan Api

Bagaimana mungkin kita bernegara
Bila tidak mampu mempertahankan wilayahnya
Bagaimana mungkin kita berbangsa
Bila tidak mampu mempertahankan kepastian hidup
bersama ?
Itulah sebabnya
Kami tidak ikhlas
menyerahkan Bandung kepada tentara Inggris
dan akhirnya kami bumi hanguskan kota tercinta itu
sehingga menjadi lautan api
Kini batinku kembali mengenang
udara panas yang bergetar dan menggelombang,
bau asap, bau keringat
suara ledakan dipantulkan mega yang jingga, dan kaki
langit berwarna kesumba


Kami berlaga
memperjuangkan kelayakan hidup umat manusia.
Kedaulatan hidup bersama adalah sumber keadilan merata
yang bisa dialami dengan nyata
Mana mungkin itu bisa terjadi
di dalam penindasan dan penjajahan
Manusia mana
Akan membiarkan keturunannya hidup
tanpa jaminan kepastian ?


Hidup yang disyukuri adalah hidup yang diolah Hidup yang diperkembangkan dan hidup yang dipertahankan
Itulah sebabnya kami melawan penindasan
Kota Bandung berkobar menyala-nyala tapi kedaulatan
bangsa tetap terjaga


Kini aku sudah tua
Aku terjaga dari tidurku
di tengah malam di pegunungan
Bau apakah yang tercium olehku ?


Apakah ini bau asam medan laga tempo dulu
yang dibawa oleh mimpi kepadaku ?
Ataukah ini bau limbah pencemaran ?


Gemuruh apakah yang aku dengar ini ?
Apakah ini deru perjuangan masa silam
di tanah periangan ?
Ataukah gaduh hidup yang rusuh
karena dikhianati dewa keadilan.
Aku terkesiap. Sukmaku gagap. Apakah aku
dibangunkan oleh mimpi ?
Apakah aku tersentak
Oleh satu isyarat kehidupan ?
Di dalam kesunyian malam
Aku menyeru-nyeru kamu, putera-puteriku !
Apakah yang terjadi ?


Darah teman-temanku
Telah tumpah di Sukakarsa
Di Dayeuh Kolot
Di Kiara Condong
Di setiap jejak medan laga. Kini
Kami tersentak,
Terbangun bersama.
Putera-puteriku, apakah yang terjadi?
Apakah kamu bisa menjawab pertanyaan kami ?


Wahai teman-teman seperjuanganku yang dulu,
Apakah kita masih sama-sama setia
Membela keadilan hidup bersama


Manusia dari setiap angkatan bangsa
Akan mengalami saat tiba-tiba terjaga
Tersentak dalam kesendirian malam yang sunyi
Dan menghadapi pertanyaan zaman :
Apakah yang terjadi ?
Apakah yang telah kamu lakukan ?
Apakah yang sedang kamu lakukan ?
Dan, ya, hidup kita yang fana akan mempunyai makna
Dari jawaban yang kita berikan.

Oleh:W.S. Rendra

Sajak Seorang Tua Tentang Bandung Lautan Api adalah sebuah sajak yang didedikasikan untuk mengenang peristiwa Bandung Lautan Api yang terjadi di Kota Bandung pada tahun 1946.

1 comment:

abah said...

BRAVO...
saya seorang pengagum si burung merak, sajak-sajaknya selalu bersemangat dan mampu membangkitkan semangat...
saya buat 1 sajak untuknya,

PLEDOI

Kemarin seorang teman beri aku buku puisi
Tulisan dari penyair ini negeri
Isinya tentang suatu putaran revolusi
Mengajak agar kita bergerak dan unjuk gigi
Mengajak agar segera negeri ini dibenahi

Revolvere katanya!!
Gaya kosmis bahasanya!!

Seperti kucing garong bertemu harimau jawa
Aku jadi minder membacanya
Hatinya sudah sampai angkasa
Tulisannya mengoyak-oyak semesta raya

Sedangkan aku masih disini
Masih dibagian kecil dari bumi
Terpenjara dalam kotak rasa
Kalau aku tidak lupa,
Seperti dia waktu masih muda

Tapi revolusi tak perlu kata-kata merdu
Dan revolvere tak sepantasnya merayu

Setidaknya itu menurutku
Setidaknya itu pembelaanku


negeri ini kehilangan satu lagi putra terbaiknya...
selamat jalan mas mudah-mudahan amal ibadahmu diterima diterima disisi Allah SWT amien...