Hambanya melalui ranjau yang sangat jauh... Hanya semata-mata mencari keredhaan mu ya Allah.. Hanya di Kau sebagai Ilah ku..
Tuesday, September 02, 2008
Saturday, August 30, 2008
Independence. One Word. One Purpose (from BT)
One word but embellishes one’s mind with colours of faith and hope.
“Merdeka, merdeka, merdeka”-
Our ancestors have selflessly fought, suffered and died for these words. They suffered scarcity of food and ultimately braved harsh treatments to ensure the freedom of their children and grandchildren. Freedom against taghut. Freedom to fully practice the wonderful Deen that Allah has chosen for us. Freedom for the souls to fully submit to the One that owns the Magnificent Arasy and all between the heavens and the earth. Freedom that their grandchildren will, in turn, make flourish this Omnipotent Deen, spreading light to every corner of the world with hidayah, annihilating the darkness of jahiliyyah.
Because independence is when we are able to truly live to our purpose.
Though Bilal’s body was owned, but his echoes of ‘ahad, ahad’ has defied the dimensions of time, and till now can be heard. Echoes of freedom - ultimate freedom. Freedom of the souls to worship and submit to none but Allah Taala!
Despite rejection and infinite attempts of assassination, our master, Muhammad SAW stood firm to Qauluhul Haq.. stood firm to the Words of Truth sent down by Allah. No taghut could bring him down because he had freed his soul from pleasing to taghut to pleasing Allah Tabarak Taala!
We find countless of stories of independence narrated in the most wonderful Book, Al-Quran Karim.
Though separated by time, they were united by purpose when they all said the same words. Words of ultimate freedom, “ Ya Qaumi.. Worship Allah! You have no other Ilah but Him!” (Al-A’raf:59, 65, 73, 80, 85)
Strong powerful words to free the souls of every mankind from worshipping and bowing down to the desires of their nafs. Words to free mankind from enslaving themselves to the every wish of their lust and desires.
The people of Madyan - their nafs desired wealth, so they enslaved themselves and would do anything even if it meant cheating on others.
“Mereka diperhambakan. Lalu mereka bergembira”
The words they uttered in response were baseless, empty – utterance of ignorance. Following no Book of Guidance, nor any guidance for that matter, but completely bowing down to the foolish desires of the nafs.
(7:60) The leaders of his people said:, “Verily we see you in plain error”
(7:66) The leaders of those who disbelieved said, “Verily we see you in foolishness, and verily we think you are one of the liars”
(7:76) Those who were arrogant said, “Verily we disbelieve in what you believe in”
(7:88) The leaders of those who were arrogant said, “We shall certainly drive you out, O Shu’aib, and those who have believed with you from our towns, or else you shall return to our religion”
Allahu akbar..
Islam came to free mankind from enslaving themselves from the nasty grips of deception of the nafs and taghut to submit to the One! The One Who has Created us, nourished us, sustained us, given so much to us in this life – only to give more in the hereafter!
And here we are today trying to free ourselves from this ultimate freedom, to enslave us ourselves to our nafs! To taghut! - that will, in the Day of Qiyamah, would cause nothing but eternal destruction and regret.
Brothers and sisters,
in his tahajjud is was me and you.
every second of the life of our dear nabi was sacrificed to make sure the word of independence would free the souls of his ummah!
Our great-grandparents embraced this message full-heartedly. Once, the world’s eyes were on Malacca and was a power that was feared – for our ancestors feared no one but Allah Ta’ala. Our grandparents fought for independence to free their grandchildren from the claws of taghut so that the message of our beloved would continue to free the souls of mankind.
The last thing on their minds was that independence would ramificate jahiliyyah to creep into the souls of their grandchildren.
Pubs, rempits, never-ending stories of unwanted pregnancies – the list is endless.
Our souls have plunged deep and is much entangled in the abyss of our own wrong doings - but Ar-Rahman has shown us a way out.
I remind myself and i implore you, let us return to repentance, let us ask for forgiveness from Allah Ta’ala. Our iman tears for the Quran, our iman longs for tahajjud, for total submission to The One and none other.
And thus, with the echoes of “merdeka”, Allah Taala by His Grace has opened up an avenue so to free our souls – Ramadhan.
Let us make full use of our Ramadhan because Allah has said in Al-Baqarah:183 that we are required to fast so that we become Al-Muttaqun.
Taqwa.
Taqwa is the key to independence! Key to freedom! Eternal freedom!
Grab this key, and hold on tight to it.
(3:103) Hold on tight to the Rope of Allah.
Paint our Ramadhan with the vibrant colours of faith. The heart is in desperate need to hear the beautiful words of its Creator. The soul desperately longs for the night long sujud – dedicating each and every thought to the One that our souls love most.
Because independence is when we are able to truly live to our purpose.
One word.
(adapted from Bahan Tarbiyyah dot Info)
Sunday, August 17, 2008
Thursday, August 14, 2008
Latihan! (Promo Ihya' Ramadhan)
Terukir peristiwa silam
kenangan tak bisa terpadam
ku terkenang
oh semalam
Sedetik...
Ku singkapi tirai memori
saat duga tiba menguji
oh semalam
telah pergi
Tuhan
ampunkan segala dosa-dosa
Moga
hari esok ku lebih sempurna
Semalam...
Ku meniti jalanan suram
hampir ku hanyut dan tenggelam
ku tinggalkan
oh semalam
Ku tinggalkan semalam
Tuhan
Ampunkan segala dosa-dosa
Mo... ga... e.. sok ku kan lebih sempurna
Semalam
Ku meniti jalanan suram
hampir ku hanyut dan tenggelam
ku tinggalkan
oh semalam
Ku tinggalkan semalam
kian menjauh
dan semalam
terus menjauh
Takkan ku berpaling lagi
kerna semalam
Wednesday, July 23, 2008
Winter Trip NZ '08
Menghilang tanpa jejak
Membawa bersama cereka
Duka dan ketawa
Dan kini ku mencari
Kalau masih ada kesan
Yang terus tersisa di dada
Pantai permainan
Jalanan yang panjang
Bersimpang haluan
Bagai pentas luahan rasa
Tiada sempadan
Pada awan biru ku melakar kata-kata
Pada langit cerah ku panah semua cerita
Dengarlah mentari suara hatiku menyanyi
Bertebangan jiwa merentasi pelangi
Gerimis menitis gugur membasahi bumi
Bagai menangisi sebuah cerita hati
Mungkin ada esok
tuk ku ukirkan kalimah
Menjadi arca pembuktian
Pengabdian cinta
(Hafiz Hamidun- Cerita Hati)
Saturday, July 12, 2008
Inilah Jalanku!
Tapi, apa-apapun yang terjadi, diri ini sangat yakin.....
INILAH JALANKU!
Ya Allah, tuhan segala yang ada di bumi dan di langit, kau permudahkanlah urusan hambamu yang sangat lemah ini, hinggakan tidak mampu untuk menggantikan apa yang telah kurniakan padaku, hatta sezarah oksigen yang dihirup ke dalam paru-paruku ini. Bantulah diriku supaya aku terus kekal di jalan ini, dan moga hati-hati yang berjanji setia mahu menegakkan agamamu ini terus diikatkan dengan ikatan yang padu, dan jadikan diri-diri ini sebagai satu saff yang tersusun rapi, bagaikan bangunan yang kukuh. Terangi hati-hati ini agar ianya tidak malap dengan kemaksiatan dan kemurkaanmu.
Bantulah aku dalam meniti jalan dakwah ini....
(p/s- Selamat berjaulah kepada peserta Winter Trip '08. Doakan kami yang akan berpegian ke New Zealand . Moga kita sama-sama dijaga olehNYA sepanjang perjalanan nanti. Amin... )
Saturday, June 21, 2008
Friday, June 20, 2008
Wednesday, June 11, 2008
Tazkirah untuk Exam: Tawakal (dalam majlis solat hajat MASCA)
Rasulullah SAW bersabda, "Jika kamu bertakwa kepada Allah dengan sebenar-sebenar tawakal, maka Allah memberikan rezeki kepadamu sebagaimana Allah memberikan rezeki kepada burung, pagi-pagi keluar sarang dalam keadaan lapar, dan petang hari pulang ke sarang dalam keadaan kenyang" (At Tarmizi, Ahmad, Ibnu Majah)
Allah SWT juga berfirman,
".... Barangsiapa bertakwa kepada Allah, nescaya Dia akan mengadakan baginya jalan keluar. Dan memberikan rezeki dari arah yang tidak disangka-sangkanya, dan barangsiapa yang berTAWAKAL kepada Allah, nescaya Allah akan mencukupkan (keperluan) Nya, sesungguhnya Allah melaksanakan urusan yang (dikehendaki) Nya, sesungguhnya Allah telah mengadakan ketentuan bagi tiap-tiap sesuatu" (At Thalaq, 65: 2-3 - aka Ayat Seribu Dinnar).
Maka dapat dilihat di sini yang barang siapa yang bertawakal kepada Allah dengan sesungguh-sungguh tawakal, maka Allah akan memberikan rezekiNya kepada hambaNya, sama ada dari jalan yang dijangkakan atau yang tidak disangka-sangka.
Tapi sebelum tu, kita kena tahu dulu apa maksud tawakal.
Dari segi bahasanya, perkataan tawakal itu berasal dari kata 'wakalah', yang bererti mewakilkan urusan kepada pihak lain. Dari segi syaraknya, ia bermaksud: Kepercayaan hati kepada wakil satu-satunya, iaitu Allah SWT.
Dengan kata lainnya, tawakal itu ialah kita serahkan secara sepenuhnya kepada Allah tentang natijahnya/hasilnya, setelah kita berusaha dan berdoa kepadaNya.
So, apa significant nya tawakal ini?
Dalam kehidupan kita, kita perlu ada perasaan: 1. takut dan 2. harap. Dan tawakal itu merupakan salah satu manifestasi kita dalam menyatakan pengharapan kepada Allah SWT.
Ibnu Taimiyah pernah berkata, hubungan antara kita dengan Allah adalah umpama seperti seekor burung, di mana takut merupakan sebelah sayap burung itu, dan sebelah lagi sayapnya adalah harap.
Perasaan takut dan harap ini amat penting dalam hidup seorang Muslim. Dengan ada perasaan takut kepada Allah, seseorang hamba tidak akan melakukan sesuatu yang dilarang olehNya disebabkan takut akan seksaNya yang bakal menimpa mereka yang melanggar laranganNya. Begitu juga dengan perasaan berharap, kerana dengan adanya sifat pengharapan kepada Allah, maka seseorang itu tidak akan penat dan berputus asa untuk melakukan apa yang disukai olehNya, sebab memang berharapkan agar Allah memberi kurnia kepadanya, iaitu kesenangan di dunia dan juga di akhirat, dengan balasan Syurga yang abadan abada.
Seperti Saidina Umar pernah berkata, katakan ada suatu suara dari langit datang dan mengatakan bahawa:
1) semua orang di dunia ini akan masuk syurga kecuali seorang, dia TAKUT dialah orang yang akan ke neraka itu. 2) semua orang di dunia ini akan masuk neraka kecuali seorang, dia HARAP dialah orang yang akan ke syurga itu.
Kita lihat kan, Saidina Umar Al Khattab, seorang yang sangat hebat, bukan calang-calang orangnya, pun masih bersandarkan hubungannya dengan Allah dengan suatu perasaan TAKUT dan HARAP kepadaNya.
Kita berbalik semua kepada kata-kata Ibnu Taimiyah tadi. Maka antara kedua-dua sayap takut dan harap itu, badan kepada burung itu adalah CINTA kepada Allah. Maka dengannya burung itu dapat terbang tinggi, tanpa ada sebarang ikatan yang membataskannya ke mana sahaja, dan dengannya dapat terbang dan menuju kepada Allah SWT.
Begitu juga dengan kita. Kita datang sini kan sebab nak studi. Kita tanya balik diri, sebab apa kita studi? Adakah sebab semata-mata kerana sponsor hantar kita ke sini untuk studi? Adakah sebab kita dihantar ke Adelaide untuk studi sebab mak ayah kita hantar ke sini dengan harapan yang besar? Adakah kita ke sini studi sebab kita nak masa depan yang cerah, dapat pekerjaan yang bagus, gaji yang besar etc?
Semua sebab itu memanglah sangat baik. Tapi kalau kita letak tujuan atau sebab kita datang ke sini dengan satu tujuan yang lebih besar, iaitu kita studi bersungguh-sungguh sebab kita tahu Allah suka orang yang bersungguh-sungguh berusaha (studi kan kena bersungguh2 berusaha), maka itu lebih baik di sisi Allah SWT. Maka kita studi ini, kita akan jadikan satu manifestasi KECINTAAN kita kepada Allah SWT. Supaya dalam balasannya, kita mendapat cinta atau redha daripadaNya.
Seperti dalam ayat Al Quran, surah Al-Ankabut, 29, ayat 69, yang bermaksud:
"Dan orang-orang yang berjihad (berusaha) untuk (mencari keredhaan) Kami, akan benar-benar Kami tunjukkan kepada mereka jalan-jalan Kami. Dan sesungguhnya Allah benar-benar beserta orang-orang yang berbuat baik".
So, ada orang berkata, kalau macam tu kita bertawakal aje ke? Tak payah la penat-penat berusaha ya?
Dalam pendapat ahli Sunnah Wal Jamaah, dalam melakukan sesuatu, kita perlulah berusaha/berikhtiar dahulu, dan kemudian barulah kita bertawakal. Sebab ia berbalik kepada soal qada' dan qadar, iaitu rukun Iman kita yang keenam. Qada' dan qadar adalah kita percaya bahawa setiap apa yang telah, sedang atau akan berlaku semuanya telah ditentukan oleh Allah.
Kemudian adalah orang bertanya, kalau semuanya dah ditentukan oleh Allah, maka buat apa lagi nak berusaha?
Saya berikan satu analogi. Kalau kita lapar, kita takkan jadi kenyang kalau kita just fikir-fikir utk kita kenyang tanpa kita buat sesuatu...Dan tiba2 aje kita kenyang! (tak semudah tu..). Tapi kita kena cari makanan, masukkan dalam mulut, kunyah-kunyah, dan telah, dan kemudiannya dihadam oleh sistem penghadaman kita, barulah badan rasa kenyang. So, perlulah ada usaha.
Usaha ini adalah SUNNATULLAH Nya. Maksudnya Allah sediakan jalan kepada manusia untuk mencapai sesuatu, supaya manusia tak ada le pening-pening kalau nak buat sesuatu. Takde la dia pening2 macam mana la nak pass exam.. Maka Allah beri sunnatullah untuk pass exam adalah dengan studi bersungguh-sungguh. Kalau demam, sunnatullah dia adalah kita pergi telan paracetamol.
Tapi tak semestinya natijah/hasil yang kita tuju itu kita dapat. Kadang-kala apa yang kita nak tu kita tak dapat.
Tapi kan..
Allah sebenarnya menilai kita bukan atas natijah apa yang kita dapat, tapi apa yang kita usahakan.
Analoginya adalah seperti kertas yang ditulis dengan carbon copy di bawahnya. Walaupun kita tulis selawa mana, semahal mana ink yang digunakan untuk menulis tu, tapi yang dinilai ialah tinggalan carbon copy di bawah kertas yang telah ditulis. Sama juga, Allah menilai apa yang kita usahakan (tinggalan carbon copy tu), dan bukannya tulisan yang dihasilkan atas carbon copy tu.
Sebab itu dalah kehidupan kita, 1+1 selalunya 2, tapi tak semestinya 2 setiap masa, sebab boleh aje Allah tukar Sunnatullah nya itu.
Dan oleh sebab itulah kita kena bertawakal, supaya apa sahaja natijah/hasil yang kita dapat nanti, itu adalah terbaik untuk kita, dan kita redha kepadaNya terhadap apa juga yang mendatang.
"..dan boleh jadi kamu benci kepada sesuatu padahal ia baik bagi kamu dan boleh jadi kamu suka kepada sesuatu padahal ia buruk bagi kamu. Dan (ingatlah), Allah jualah Yang mengetahui (semuanya itu), sedang kamu tidak mengetahuinya." (Al-Baqarah, 2: 216)
Takdelah rasa down, kecewa, frust, etc.. Tapi dengan sebab itu juga kita akan jadi bersungguh-sungguh dalam berusaha, sebab itu adalah jalan natural yang Allah sediakan, dan itulah jalan yang boleh kita buat untuk mencari CINTANYA.
Sebab bila kita berjaya mencapai cintaNya, seperti dalam hadis 38 dalam Hadis 40 Imam Nawawi,
".... Apabila Aku sudah mencintainya, maka jadilah Aku pendengarannya yang dia mendengar sesuatu dengannya, jadilah Aku penglihatannya yang dia melihat sesuatu dengannya, jadilah Aku tangannya yang dengannya dia melakukan kerja, jadilah Aku kakinya yang dengannya dia berjalan. Sekiranya dia meminta daripadaKu Aku akan kurniakannya dan sekiranya dia meminta perlindungan dariKu nescaya Aku akan melindunginya. "
So, tawakal itu adalah sangat penting dalam kehidupan kita, bukan sahaja ketika kita nak exam, tetapi sepanjang masa, sama ada ketika susah mahupun senang, ketika miskin mahupun kaya. Sebab apa? Sebab kita tak nak jadi orang yang melampaui batas.
"Dan apabila manusia ditimpa bahaya, dia berdoa kepada Kami dalam keadaan berbaring, duduk ataupun berdiri. Akan tetapi setelah Kami hilangkan bahaya itu daripadanya, dia (kembali) melalui (jalan yang sesat), seolah-olah dia tidak pernah berdoa kepada Kami untuk (menghilangkan) bahaya yang telah menimpanya. Begitulah orang-orang yang melampaui batas itu memandang baik apa yang selalu mereka kerjakan". (Yunus, 10:12)
So, kita sama-sama berdoa pada setiap masa dan ketika, tambah-tambah lagi la bila dah dekat dengan exam ini. Kita bertawakal bersungguh-sungguh kepadanya, dan kita berusaha bersungguh-sungguh keranaNya.
Dan sebagai pengakhiran, kalau kita rasa down dlm studi, atau rasa studi kita susah, ketahuilah bahawa setiap kesusahan ada kesenangannya
"Oleh itu, setiap kesusahan akan disertai kesenangan. Setiap kesusahan akan disertai kesenangan. Kemudian apabila selesai (daripada sesuatu amalan), maka bersungguh-sungguhlah engkau berusaha. Dan kepada Tuhanmu sahajalah tempat engkau bermohon." (Al- Insyirah, 94: 5-8)
Dengan ini, kita sama-sama berdoa moga Allah memberi hidayah dan keberkatan dalam usaha kita, terutama dalam kita menghadapi exam yang bakal menjelma. Moga dipermudahkan olehNya juga.
Selamat menghadapi exam!
Moga kita sama-sama cemerlang!
Monday, June 09, 2008
Selamat Hari Lahir Hassif Al Husni
Saturday, June 07, 2008
Thursday, June 05, 2008
Permudahkan Kami Ya Allah..
Sesungguhnya aku mengharapkan agar Kau permudahkan perjalanan kami yang panjang ini ya Allah. Kau selamatkan kami dari malapetaka, serta kecelakaan dan kemurkaan dek kerana kejahilan dan kelalaian kami.
Ya Allah..
Kau lembutkan hati saudara-saudara kami supaya dapat bersama-sama dengan kami dalam melangkah jalan yang penuh liku ini. Perkuatkan ikatan antara hati-hati kami, agar kami teguh bak binaan yang kukuh dan tersusun rapi.
Ya Allah..
Kau bukakan hati-hati kami, ibu dan ayah kami, guru-guru kami, saudara-saudara kami, serta umat Muslimin dan Muslimat, supaya kami sentiasa diberi hidayah dan keberkatan dalam hidup kami. Kau ampunkan dosa-dosa kami, kerana kami sering dan alpa dalam melaksanakan suruhanMu ya Allah.
Ya Allah..
Permudahkan kami dalam kami menuju matlamat yang benar ini. Dan berikan kekuatan kepada kami supaya kami mampu menghadapi segala musibah dan ujian yang Kau berikan kepada kami.
Sesungguhnya...
Kaulah yang memegang hati-hati kami, maka kau peliharalah hati-hati ini Ya Allah!
Permudahkan kami.. Supaya dapat memimpin dan mengusik hati-hati mereka yang di luar sana..
Selamatkan hidup kami.. Di dunia dan akhirat..
Amin...
Wednesday, May 28, 2008
Memahami Keadaan Saudara SeIslam Kita di Luar Sana.. (Native Deen - Not Afraid to Stand Alone)
Kalau kita selami betul-betul bagaimana bi'ah dan keadaan sekeliling mereka, dan keadaan mereka hidup dalam satu masyarakat bukan Islam yang tidak kondusif, yang tidak memahami keperluan diri yang perlu hidup sebagai seorang Muslim, maka kita akan nampak yang sebenarnya mereka, saudara-saudara kita di sana lebih sukar perjuangan mereka dalam memegang syahadah yang telah mereka imani. Saya sendiri dapat merasai perasaan tersebut selepas hampir 4 tahun duduk di bumi Adelaide, Australia ini. Tapi saya bersyukur, sebab dengan pengalaman inilah saya lebih-lebih lagi menghargai Islam yang saya pegang selama ini. Dan saya yakin oleh sebab ini juga mereka lebih menyayangi Islam dalam diri mereka, mungkin lebih lagi dari kebanyakan orang Islam di Malaysia sekarang.
Di sini saya ingin berkongsi satu lagu atau nasyid (saya suka mengatakan yang lagu ini tetap nasyid walaupun rentak pembawaannya bukannya berirama nasyid kontemporari- lebih kepada Rap, sebab mungkin Rap lebih dekat dan lebih senang masuk kepada masyarakat mereka untuk mereka berikan dakwah kepada masyarakat mereka di USA) yang diperdengarkan oleh Nativedeen, sebuah kumpulan di USA. Mari sama-sama menghayati liriknya dan ambil mesej yang hendak disampaikan. Kita hayati bersama-sama bagaimana saudara seakidah kita ingin menjaga akidah mereka dalam keadaan masyarakat yang tidak langsung memahami erti kehidupan seorang Muslim.
Native Deen - Not Afraid to Stand Alone
Chorus
I am not afraid to stand alone….
I am not afraid to stand alone…. If Allah is by my side
I am not afraid to stand alone…. Everything will be alright
I am not afraid to stand alone…. Gonna keep my head up high
Single mother raising her children
Now she's a Muslim
Started praying and wearing a headscarf
Was a healing for her heart
Struggling with no one to lean on
But with prayer she would be strong
Had a job but then she was laid off
Had a better education and it paid off
Had a call for a job that she dreamed of
Close by, great pay -she was in love - they said...
They brought her in, told her she's the number one pick
You got the job, but you gotta lose the outfit"
It's a tough position that they put me in
Cause Ive been struggling with my two children
But I'll continue looking for a job again
My faith in my religion now will never bend
Chorus
Peer pressure, they were insisting
And I was restin
Some days I felt I would give in
Just wanted to fit in
I know when I’m praying and fasting’
They be teasing and laughing
So I called to my Lord for the power
For the strength every day, every hour...
One day there’s a new Muslim teacher
Single mom and the people respect her
Just seeing her strength I get stronger
They can break my will no longer
You don’t see me sweating when they’re jokes're cracking
Never see me curssing’ with my pants saggin’
I aint never running yo I’m still standing
I ride with Allah to the very end
Chorus
I am not afraid to stand alone...
Now, I’m a tough one, who can bear their blows
The rest play dumb, they don’t dare say no
Scared of being shunned, but its clear they know
But I aint never gonna run, I aint scared no more….
Man, these sisters be resolute
Never stressed when the rest say they wasn’t cute
And the get the respect of the other youth
Come best with the dress yo and that’s the truth
These sisters are strong gonna hand it down
So me I’m a brotha gotta stand my ground
I aint gonna shudder, when the gangs around
Peer pressure whatever, its my planet now
Others may fall, I’mma hold my own
With the help of Allah I’ll be strong as stone
And I’mma be brave and let Al Islam be shown
Cause you I know I not afraid to stand alone
Chorus
Tuesday, May 27, 2008
Dah 21 dah Syahrul Fitri
Moga lebih matang dan ceria selalu. Latihlah diri untuk memikirkan masalah ummah, sahabat, dan juga tentang diri sendiri.. Sentiasa muhasabah walau di mana Syahr berada.
Dan selalulah mengingati mati, kerana semakin bertambahnya umur, semakin dekatnya diri ini dengan kematian.
Moga cepat kahwin.. :p
Saturday, May 24, 2008
Khutbah Jumaat- Remembering 60 years of Nakhba
“Most glorified is the One who summoned His servant (Muhammad) during the night, from the Masjidil Haram to the Masjidil Aqsa, whose surroundings we have blessed, in order to show him some of our signs. He is the Hearer, the Seer” (
My brothers in Islam,
Last week, on the 15th of May 2008, Palestinians and the
Members of the Jumuah,
Nakba has been translated into English as "catastrophe," "disaster," or "calamity”. That is the word that will always be remembered in the heart of Muslims who cared about
The Muslims in Palestine are now crying and hoping, hoping that their brothers in Islam all around the world will come and save them from this disaster and liberation, similarly when the Crusaders got their feet on Al Quds on the 4th of July 1099, which had lead the killings of 70,000 Muslims without any mercy. If during that time,
My brothers in Islam,
Be aware that the Jews do not care about whoever their enemy is, whether they are babies, children, teenagers, the elders, man, women, perfectly healthy or even disabled people. This fact is also supported by
“And [for] their saying, "Indeed, we have killed the Messiah, ‘Isa, the son of Mariam, the messenger of Allah." And they did not kill him, nor did they crucify him; but [another] was made to resemble him to them..”
Members of the Jumaah,
There are few actions that we can and must perform together in order to fight back with the Palestinians and win back
For knowledge, we must learn and understand about the issues and history of
SECOND KHUTBAH
My brothers in Islam,
What matters to Palestinians is that 60 years are too much, and that denial of the Nakba must come to an end. Let’s make this year a unique opportunity to break the cycle of denial, and join the handful of people who have already decided to stop being passive bystanders. This will require the collective effort and determination of solidarity movements around the world to instill awareness and campaign for an end of Nakba.
Allahumma ya Aziz ya Muntaqim! Do unite our hearts with the bond of love and the sweetness of brotherhood, in order to achieve the Redha of You. Tighten our bond for us to defend the Holy Land Al Quds. Give us the righteous victory in the world and hereafter, and soften our hearts so that we could offer the best assistance to our brothers in
“Those among the Children of Israel who disbelieved were cursed by the tongue of Dawud and 'Isa ,son of Maryam That was because they disobeyed (Allah and the Messengers) and were ever transgressing beyond bounds.” (
Wednesday, May 14, 2008
Enam Dekad Nakbah Palestin
Istilah Nakbah mungkin adalah satu perkataan yang agak asing bagi sebahagian rakyat Malaysia melainkan buat mereka yang benar-benar prihatin mengenai isu umat Islam antarabangsa terutamanya di Palestin.
NAKBAH bermaksud malapetaka atau bencana besar. Manakala Nakbah Palestin merujuk kepada penubuhan Negara Haram Israel yang telah diistiharkan secara resminya pada 15hb Mei 1948. Peristiwa ini berlaku selepas terlaksananya kependudukan dan penjajahan haram oleh rejim Yahudi Zionis ke atas tanah dan penduduk asal Negara Palestin secara
sistematik dengan bantuan British dan PBB. Tarikh penting tersebut adalah detik hitam buat penduduk asal bumi Palestin, orang-orang Arab dan dunia Islam secara keseluruhannya. Negara Palestin yang selama ini telah dinaungi kedamaian dan keadilan untuk ribuan tahun itu semakin merasai keperitan, kepedihan dan derita yang berpanjangan apabila mereka berada di bawah jajahan dan kongkongan Yahudi Zionis sejak enam dekad yang lalu.
Pencetus penubuhan negara Yahudi
Cadangan penubuhan negara khas untuk orang-orang Yahudi telah dibuat oleh seorang wartawan Hungari, Theodore Hertzl yang merupakan pengasas gerakan Zionis di dalam gagasannya yang kemudiannya dibukukan di dalam Die Judem Stat (Negara Yahudi) pada 1896. Kewujudan Pertubuhan Yahudi Antarabangsa (WZO) melalui persidangannya yang pertama di Basle, Switzerland pada 27-29hb Ogos 1897 di bawah pimpinannya telah membuka era aktiviti politik Zionis, mengorak langkah kepada pembentukan Negara Yahudi di Palestin.
Pemangkin pendudukan haram Yahudi di bumi Palestin
British yang merupakan sekutu kuat gerakan Zionis telah sentiasa menyebelahi mereka dengan mengisytiharkan Deklarasi Balfour pada 2hb November 1917 apabila kerajaan British telah memberi jaminan untuk mewujudkan sebuah negara khusus untuk bangsa Yahudi di Palestin. Ini merupakan usaha yang paling jahat dalam sejarah peradaban dunia kerana
dengan jelas ianya mencabuli perjanjian antarabangsa. Dengan angkuhnya deklarasi ini telah menidakkan hak dan aspirasi penduduk bumi Palestin yang sah yang kemudiannya telah diikuti dengan penjajahan Palestin oleh tentera British.
Selepas itu berlakulah penghijrahan beramai-ramai yang sistematik yang melibatkan ratusan ribu Yahudi Eropah dan Rusia ke Palestin. Sedikit demi sedikit tanah milik penduduk Palestin dirampas samada dengan cara kekerasan mahupun dengan cara penipuan oleh pendatang Yahudi.
Peranan Pertubuhan Bangsa-bangsa Bersatu (PBB)
Isu Palestin semakin panas dan mula dibawa ke peringkat antarabangsa di atas tuntutan British yang meminta supaya PBB memasukkan isu tersebut ke dalam agendanya. Laporan Badan Penyelidik Antarabangsa Palestin (UNSCOP) milik PBB telah mengakui tentang ketidak-adilan pengambilan tanah serta cadangan pembahagian bumi Palestin kepada dua buah negara
yang berasingan iaitu Palestin dan Yahudi. Namun rentetan duka Palestin semakin berpanjangan apabila sidang pleno PBB yang dipengaruhi Yahudi telah mengeluarkan ‘Ketetapan 181’ yang malang pada 29hb November 1947 dengan membahagikan 2/3 tanah Negara Palestin kepada pendatang Yahudi manakala bakinya yang hanya 1/3 keluasan tanah pula diberikan kepada penduduk asal Palestin yang sah.
Kelemahan Liga Negara Arab
Rakyat Palestin adalah antara bangsa yang paling malang di dunia kerana dilupakan oleh PBB, negara-negara Arab dan juga umat Islam sendiri. Ketika Yahudi Zionis erat bekerjasama dengan British dan PBB demi mencapai cita-cita mereka, Liga Negara Arab pula gagal membantu perjuangan rakyat Palestin bagi mempertahankan hak-hak asasi mereka dalam mempertahankan kedaulatan Negara Palestin yang telah mereka diambil sejak 4500 tahun lamanya.
Penglibatan tentera dari Liga Negara Arab yang digembar-gemburkan itu hanyalah merupakan tragedi apabila mereka telah ditewaskan dengan mudah oleh angkatan tentera pengganas Yahudi yang juga telah meresap ke dalam pimpinan tentera Liga Negara Arab.
Dengan kekalahan yang mengaibkan tentera Arab di dalam peperangan ini dan diikuti dengan penaklukan 78 % bumi Palestin, Yahudi Zionis telah mengumumkan Negara “Israel” pada petang 14hb Mei 1948. British mengundurkan tentera dan pemerintahannya ke atas Palestin apabila Negara Israel yang merdeka diistiharkan secara resminya pada 15hb Mei 1948.
Kemerdekaan Israel adalah Malapetaka Palestin
Kesan langsung dari nakbah atau malapetaka ini ialah kekejaman pasukan tentera pengganas Yahudi Zionis yang telah bertindak mengusir lebih daripada 60 % rakyat Palestin (lebih kurang 800 000 orang daripada sejumlah 1.39 juta rakyat) ke luar negara manakala 30 ribu yang lain telah diusir ke daerah-daerah yang ditakluki mereka.
Antara yang paling kejam ialah tragedi Deir Yassin pada 9hb April 1948 yang melibatkan pembunuhan seramai 254 orang termasuk orang-orang tua, wanita dan 52 orang kanak-kanak. Petugas Palang Merah dan PBB sendiri menyaksikan bagaimana rumah-rumah rakyat Palestin dibakar dan orang yang cuba menyelamatkan diri ditembak. Dalam serangan itu,
wanita-wanita yang hamil telah dibelah perutnya dan dikeluarkan janin dan bayi hidup-hidup dari rahim ibunya. 52 orang kanak-kanak pula telah disiksa di depan ibu bapa mereka, lalu mereka dibunuh dan dipenggal kepalanya.
Arafat Hijazi, salah seorang saksi yang masih hidup menceritakan,”Saya melihat seorang tentera Yahudi memegang saudara saya, Saliha al Halabi yang hamil Sembilan bulan. Dia meletakkan senapangnya di leher Saliha lalu memuntahkan peluru sehingga Saliha terbunuh. Tentera tersebut mengambil sebilah pisau lalu membelah perutnya sehingga terburai,
kemudian mengeluarkan anak Saliha yang telah mati dengan pisau Nazinya yang mengerikan itu”.
Peperangan 1948 telah memusnahkan kehidupan rakyat Palestin yang telah hidup di bumi bertuah ini sejak ribuan tahun lamanya. Sesungguhnya amat tidak adil apabila Yahudi menjadikan Holocaust atau peristiwa pembunuhan bangsa mereka di Eropah oleh Nazi Jerman sebagai alasan untuk mereka membina rejim mereka di atas lautan, penderitaan dan keperitan rakyat Palestin.
Mereka sengaja melupakan bahawa bangsa Yahudi bukanlah penduduk asal bumi Palestin sehinggakan pemerintah tentera mereka yang kemudiannya dilantik sebagai menteri pertahanan, Moshe Dayan mengakui sendiri bahawa setiap penempatan Yahudi dibina dari keruntuhan perkampungan rakyat Palestin. Ini adalah jenayah yang terancang melalui perencanaan
dan pengiktirafan sebelumnya.
Jenayah Ini disahkan lagi apabila PBB yang telah mengeluarkan lebih daripada 110 resolusi mereka (sehingga tahun 2000) supaya mengembalikan hak 4.4 juta pelarian Palestin supaya dibenarkan pulang ke kampung halaman mereka. Namun tidak ada satu pun daripada resolusi-resolusi ini yang dilaksanakan oleh rejim Yahudi Zionis.
Nakbah 1948 yang melanda Palestin juga menimbulkan kenangan pahit dan perasaan terhina yang mendalam di kalangan rakyat Palestin, orang-orang Arab dan umat Islam secara keseluruhannya sehingga ke hari ini.
Enam Dekad Nakbah
Kini 60 tahun telah berlalunya Nakbah Palestin, namun rakyat dan Negara Palestin terus diganyang Yahudi Zionis sehinggakan :
- Rejim Zionis terus yang melakukan penindasan terhadap rakyat Palestin seperti meruntuhkan rumah-rumah mereka, membakar kebun-kebun mereka dan memperluaskan kawasan penempatan pendatang haram Yahudi.
Sehingga kini yahudi telahpun merampas dan menguasai kira-kira 90 % dari keseluruhan bumi Palestin. - Peningkatan serangan ke atas Masjid Al Aqsa oleh ekstrimis Zionis yang semakin kerap mencabul kehormatan dan kesucian qiblat pertama umat Islam di dalam rangka mereka MengYahudikan Baitul Maqdis. Mereka bercita-cita untuk meruntuhkan masjid Al Aqsa dan mendirikan Kuil Yahudi di atas tapak masjid sekarang.
- Melakukan penangkapan dan pemenjaraan orang-orang Palestin yang tidak bersalah sehingga lebih daripada 12 ribu di kalangan mereka kini merengkok di dalam penjara Israel. Di kalangan mereka adalah orang-orang tua, kanak-kanak malahan juga wanita yang hamil lagi sakit.
- Sekatan ekonomi yang dirancang secara rapi oleh Zionis menyebabkan orang-orang Palestin tersepit dan terpaksa bergantung kepada sumber pekerjaan yang dimiliki oleh Yahudi. Akibatnya ramai di kalangan rakyat Palestin yang menganggur dan dibelenggu kemiskinan serta kebuluran.
- Ramai di kalangan kanak-kanak palestin yang telah dinafikan hak mereka untuk belajar sehinggakan jumlah mereka yang sempat ke pengajian menengah adalah dari peratusan yang sangat kecil.
- Rejim Zionis tanpa malu dan segan telah membina tembok pemisah gergasi yang terpanjang di dunia iaitu sepanjang 720 km di Tebing Barat yang menyekat penghidupan rakyat Palestin di sana serta menjadikan Tebing Barat sebagai penjara yang terbesar di dunia.
- Dijangkakan seramai 6.45 juta di kalangan rakyat Palestin adalah pelarian yang hidup dengan penuh kedaifan sejak 60 tahun yang lalu. Inilah jumlah pelarian yang paling lama dan paling ramai di dalam sejarah peradaban dunia.
- Rejim Zionis kini berterusan menyiksa dan membunuh rakyat Palestin terutamanya di Gaza yang turut diakui pemimpin kanan mereka sebagai holocaust yang lebih hebat.
Fakta-fakta sejarah, kemanusiaan dan undang-undang antarabangsa amat memihak kepada rakyat Palestin yang berhak memiliki ketuanan dan kedaulatan di bumi mereka sediri.
Rejim Zionis Israel kini mendapati bahawa mereka tidak boleh mengawal keadaan rakyat dan negara Palestin. Malahan mereka terpaksa membuat berbagai pendekatan yang keras mahupun dengan cara berkompromi untuk berhadapan dengan kebangkitan rakyat Palestin. Mereka menggunakan pelbagai strategi terutamanya dengan mempengaruhi sekutu kuat mereka iaitu Amerika Syarikat untuk menangai permasalahan yang terus berpanjangan.
PBB dan masyarakat antarabangsa yang sentiasa memperjuangkan keadilan semestinya teguh dalam membuat pendirian dan tidak dipengaruhi oleh lobi Yahudi Zionis di dalam membuat dan melaksanakan keputusan-keputusan mereka. Kependudukan dan negara Palestin mesti dikembalikan kepada pemilik asal yang sah yang pernah mendiami bumi ini sejak sekian lama.
Peranan umat Islam
Bumi Palestin adalah tanah yang mulia untuk seluruh umat Islam kerana di situlah letaknya Masjid Al Aqsa yang merupakan qiblat pertama umat, tempat berlakunya peristiwa Isra dan Mi’raj, Tanah Suci umat Islam yang ke tiga yang juga merupakan bumi para Nabi. Isu Palestin bukanlah sekadar isu untuk orang-orang Palestin atau orang-orang Arab sahaja. Bahkan isu ini adalah isu penting yang berkaitan dengan keimanan untuk semua umat Islam di seluruh dunia.
Umat Islam di seluruh dunia seharusnya bersatu memperjuangkan isu Palestin yang merupakan isu induk umat Islam di abad ini. Perselisihan dan perbezaan budaya, geografi, bahasa dan bangsa sudah semestinya diketepikan demi menjayakan misi besar dalam menyelesaikan masalah ini. Negara –negara Islam perlu berani dan ikhlas membantu terutamanya dari segi kemanusiaan setelah ratusan ribu nyawa yang tidak berdosa terkorban dalam krisis yang berlarutan sekian lamanya.
Di Malaysia
Kefahaman mengenai isu ini masih perlu diperluaskan lagi di kalangan masyarakat Malaysia yang pelbagai melalui penulisan di akhbar-akhbar dan majalah, ceramah-ceramah dan pameran-pameran serta media elektronik. Sumbangan kemanusiaan pula mesti dipergiatkan bagi membantu rakyat Palestin yang telah sekian lama tertindas. Tidak keterlaluan jika kita mengatakan bahawa Malaysia seharusnya menjuarai isu sejagat ini, bukan sahaja di kalangan kita bahkan di persada antarabangsa.
Persoalannya, adakah kita telah berbuat sesuatu bagi meringankan beban dan kesangsaraan yang mereka alami selama ini?
Dr Zainur Rashid Zainuddin
Biro Dakwah
ISMA Negeri Sembilan
Nota: Rujukan
- Basheer M. Nafi , Mohsein M.Soleh. The Palestinian Strategic Report
for the year 2005. Al Zaytouna Centre For Studies and Consultations.
Beirut 2007 - Francis A.Boyle. Palestine, Palestinians and International Law. Crescent News Kuala Lumpur 2007.
- Harun Yahya. Palestine – Zionisme and Israel Terorisme. Islamic Book Service. Delhi 2003
- Mohsen M.Saleh. History of Palestine. A Methodical Study of the Palestinian Struggle. Al Falah Foundation. Cairo 2005.
- Mohsen M. Saleh. Isu Palestin – Latar Belakang dan Kronologi Perkembangannya. Fajar Ulung Kuala Lumpur 2001
- Tareq M. Suwaidan. Palestine – Yesterday, today and tomorrow. Ebbad Co. Kuwait. 2006.
- Yusuf Al Qardawi. Baitul Maqdis – Tanggung-jawab setiap Muslim (versi BM). Pustaka Syuhada Kuala Lumpur 1999.
Sunday, May 11, 2008
Keluarga 2008
"Dan (Allah) yang mempersatukan hati mereka (orang-orang yang beriman). Walaupun kamu membelanjakan semua (kekayaan) yang berada di bumi, nescaya kamu tidak dapat mempersatukan hati mereka, akan tetapi Allah Telah mempersatukan hati mereka. Sesungguhnya dia Maha gagah lagi Maha Bijaksana." (Al-Anfal, 8:63)
Wednesday, May 07, 2008
Andaiku Pergi...
Cerita hidup kian berlalu
Membawaku ke penghujung
Kaku langkah kian lemah
Kelu lidah untuk bicara
Langit jingga warna senja
Desir bayu membisik duka
Kealpaan nan semalam
Inginku lepaskan luka silam
Bersama rayu doa
Damba keampunanNya
Andai diriku pergi
Tinggalkanmu sendiri
Usah kau sedih
Usah tangisi duga dari Ilahi
Andaiku pergi dulu
Tiba tika dan waktu
Telah tertulis takdir untukku
Perjanjian yang Maha Agung
Doakanku sejahtera disisiNya
Rasa gentar rasa rindu
Bertarung di fikiranku
Wajah ceria, senyum manja
Kisah kita menghapus resah
Maafkan diriku kasih
Kerna buat kau menangis
Restuiku dengan cinta
Jangan kau titiskan air mata
Pintaku redhailah
Terima kasih atas segalanya
Hidup ini sementara
Ujian pasti setia hati
PadaMu kekasih
Moga rahmat hidayahMu
Mengiringiku, menemaniku
Saat akhir waktu
Bersaksi diriku
Tiada lain hanya Kau satu
Memiliki cintaku
Ku serah segalanya kepada Mu
Munsyid: Mirwana
Tuesday, May 06, 2008
Yahudi Sebenarnya Tidak Sekuat Mana
“Mereka tidak akan memerangi kamu dengan bersatupadu melainkan di kampung-kampung yang berkubu kuat atau di sebalik tembok-tembok. Perseteruan di antara sesama mereka begitu hebat. Kamu fikir mereka bersatupadau, tetapi hati mereka berpecahbelah. Sebabnya kerana mereka adalah golongan manusia yang tidak berfikir.“ - Al-Hasyr:14
Hari-hari yang silih berganti masih terus mendedahkan kebenaran hakikat yang telah didedahkan al-Quran tentang golongan Munafiqin dan golongan ahli kitab itu apabila mereka bertembung dengan pejuang-pejuang Mukmin pada bila-bila waktu dan di mana-mana tempat. Pertempuran-pertempuran yang berlaku di tanah suci di antara pejuang-pejuang Mukmin yang berani mati dan tentera-tentera Yahudi membuktikan kebenaran hakikat ini. Orang-orang Yahudi di sana tidak berperang melawan pejuang-pejuang Mukmin melainkan di daerah-daerah yang berbenteng kukuh di Palestin, dan apabila kedudukan mereka terdedah, mereka lari bertempiaran seperti tikus sehingga ayat-ayat ini seolah-olah diturunkan pada mulanya kerana mereka. Maha Suci Allah yang Maha Mengetahui dan Maha Pakar.
Sifat-sifat jiwa mereka yang lain ialah “Perseteruan di antara sesama mereka begitu hebat, kamu fikir mereka bersatupadu, tetapi hati mereka berpecah-belah.” Sifat ini berlainan dari sifat orang-orang Mukmin, seluruh generasi mereka bersatupadu. Mereka diikat dan dicantumkan oleh tali hubungan keimanan yang menjangkau batas-batas zaman, tempat, bangsa, negara dan keluarga. Perpecahan dan perseteruan itu berlaku “kerana mereka adalah golongan manusia yang tidak berfikir.“
Pemandangan-pemandangan dari luar kadang-kadang mengelirukan. Kita nampak orang-orang kafir dari golongan ahli kitab itu bersatupadu sesama mereka. Kita nampak semangat perkauman mereka begitu teguh di antara sesama mereka, begitu juga kita nampak golongan Munafiqin bersatupadu dalam satu khemah, tetapi berita yang sebenar dari langit memberitahu kita bahawa keadaan mereka yang sebenarnya bukan begitu.
Apa yang kita nampak itu hanya pemandangan dari luar yang mengaburi mata sahaja.
Dari satu masa ke satu masa tabir yang mengelirukan itu tersingkap dan kelihatanlah di belakangnya kebenaran berita langit yang dapat dilihat di alam kenyataan, dan terdedahlah keadaan mereka yang sebenar yang berpecah belah di dalam satu khemah itu. Mereka berpecah dan berseteru kerana perbezaan kepentingan, perbezaan kehendak dan kemahuan dan kerana pertentangan tujuan. Bila sahaja orang-orang Mukmin berdiri teguh dan benar-benar bersatu kerana Allah, maka khemah orang-orang kafir di hadapan mereka akan tersingkap memperlihatkan perselisihan-perselisihan dan perpecahan-perpecahan di antara mereka. Bila sahaja orang-orang Mukmin bersabar dan bersatu kukuh, mereka akan melihat perpaduan di antara orang-orang yang memperjuangkan kebatilan itu pecah dan roboh dan tembelang perpecahan dan perseteruan di antara sesama mereka itu akan terbuka.
Barisan golongan Munafiqin dan orang-orang kafir dari golongan ahli kitab hanya dapat mengalahkan barisan orang-orang Mukmin apabila mereka berpecah belah dan tidak lagi menggambarkan hakikat orang-orang Mukmin yang digambarkan oleh bahagian ayat-ayat yang silam dari surah ini. Andainya barisan orang-orang Mukmin tidak berada di dalam keadaan berpecah belah, maka barisan orang Munafiqin tetap lemah, kerana sifat mereka dan sifat orang-orang kafir dari golongan ahli kitab memang tidak bersatupadu kerana perbezaan kehendak dan kemahuan, perbezaan kepentingan dan hati “Perseteruan di antara sesama mereka begitu hebat, kamu fikir mereka bersatupadu, tetapi hati mereka berpecahbelah.“
Al-Quran menanamkan hakikat ini dalam hati orang-orang Mukmin untuk memperkecilkan kedudukan musuh-musuh mereka dan untuk menghapuskan kehebatan mereka. Ia merupakan saranan yang didasarkan di atas hakikat yang benar. Ia merupakan penggemblengan semangat yang berasaskan realiti yang benar dan kukuh. Apabila orang-orang Islam berpegang teguh dengan kitab suci mereka al-Quran, maka kedudukan musuh mereka dan musuh Allah akan dirasa kecil dan kerdil di sisi mereka, dan seluruh hati mereka akan bersatupadu dalam satu barisan, dan ketika itu tiada kekuatan dalam hidup ini yang dapat menentang mereka.
Seluruh orang yang beriman kepada Allah harus memahami hakikat kekuatan diri mereka dan kekuatan musuh mereka, kerana ini merupakan separuh perjuangan. Al-Quran telah menjelaskan hakikat ini dalam bentuk mengisahkan sebuah peristiwa yang telah berlaku. Al-Quran menjelaskannya dengan terperinci yang dapat memberi faedah kepada orang-orang yang menyaksikan peristiwa itu dan dapat dimenungi oleh orang-orang yang datang selepas mereka yang mahu mengetahui hakikat dari Allah Yang Maha Mengetahui segala hakikat.
Peristiwa Bani an-Nadhir ini bukanlah peristiwa pertama yang seumpamanya, malah ia telah didahului oleh peristiwa Bani Qaynuqa’ yang diisyaratkan oleh ayat berikut: “(Mereka) adalah seperti nasib orang-orang Yahudi (Bani Qaynuqa’) yang tidak lama sebelum mereka yang telah merasa akibat buruk dari perbuatan mereka. Dan untuk mereka disediakan azab yang amat pedih.” - Al-Hasyr: 15
..dan demikian jugalah sifat bangsa Yahudi sepanjang zaman..
Rujukan & sumber: Fi Zilalil Quran
Dari Blog ISMA DHL
Sunday, May 04, 2008
Wahai Sahabatku... (Untuk Rakan Seperjuanganku)
Aku gembira melihat kalian semakin matang,
Matang dalam bergerak menyampaikan dakwah kepada insan-insan,
Matang dalam merancang masa depan kehidupan yang bakal penuh onak,
Kerana kalian merasa akan pentingnya risalah ini dikongsi bersama.
Wahai sahabatku,
Dalam keghairahan kita menyampaikan dakwah ini kepada orang lain,
Ingin aku menarik tangan kalian kembali,
Untuk kita sama-sama duduk dan beriman sejenak,
Akan apa yang kita lakukan seharian.
Wahai sahabatku,
Aku takut.
Aku takut jika tiba-tiba Allah mendatangkan musibah ke atas kita,
Dek kerana dosa-dosa yang kita lakukan,
Sama ada yang kita sedari ataupun tidak,
Sama ada yang kita akui ataupun yang kita nafikan akan diri ini melakukannya.
Wahai sahabatku,
Matlamat kita sangat besar!
Yang kita kejar adalah REDHA Tuhan seluruh alam ini.
Aku takut kiranya dalam kita membina bangunan ISLAM yang kita idamkan,
Kita meletakkan batu bata yang tidak kukuh, yang pecah-pecah,
Yang dicemari dengan dosa-dosa dan hati yang kotor,
Yang satu harinya akan menyebabkan bangunan ISLAM itu cacat dan akhirnya runtuh!
Wahai sahabatku,
Dalam kita mahu menuju kepada Allah ini,
Sucikan hatimu dari segala yang bisa menjadikan dakwahmu cacat,
Ataupun menyebabkan hati-hati manusia yang kita tuju ditutup oleh Allah,
Hidayah tidak akan sampai buat mereka, kerana kita.
Wahai sahabatku,
Mari kita sucikan diri ini,
Jauhkan dari fitnah hati yang mampu merosakkan segala usaha kita,
Jagalah pergaulanmu hingga kamu diikat dengan tali yang menghalalkan segala,
Dan sehinggalah diri dipanggil pulang olehNya.
Wahai sahabatku,
Mari sama-sama kita berpimpinan tangan,
Agar kita tidak jatuh di pertengahan jalan,
Dan tidak menyesal di hujung waktu.
Wahai sahabatku,
Aku sayangkan kalian,
Kerana ikatan ukhuwah Islamiyah yang Allah berikan kepadaku,
Maka nasihatilah langkah-langkahku jua,
Sepertimana aku menasihati kalian.
Kerana sayangnya aku pada kalian hanya semata-mata kerana ALLAH SWT.
Friday, May 02, 2008
Myself, For Al Aqsa, I Sacrifice
Scorned the faces of the enemy
Whose blood is cold
Myself, for Al Aqsa, I sacrifice
Where the Prophet prostrated
And I raise with my voice the call
Oh, our people steadfast
No matter how long it takes
Al Aqsa to us is returning
A billion Muslims
Their conscience asleep
A billion Muslims, futile
Their influence waning
A billion counted
We need but one
The martyr fell, and seems
Lawless is the hateful
The child for help cries
And death for him lies waiting
And the world watches
Of their aggression a witness
The blood of childhood sang
The melody of glory everlasting
The sound of stones echoes
With promises of victory
With the aggressor began
And the criminal, the infidel
A word of honour
How often said by Zayed*
‘Never relinquish the mosque
And for our right we fight’
The midnight journey of the Prophet of guidance
And his ascension to the heavens
Aggression, though strutting
Its end is certain
Triumphs whoever stands firm
And for his right fights
*His Highness Sheikh Zayed bin Sultan Al Nahyan, President of the UAE.
(dari laman Addin Khalid)