Thursday, May 18, 2006

Permainan untuk direnungi

Seorang guru wanita sedang bersemangat mengajarkan sesuatu kepada murid-muridnya. Ia duduk menghadap murid-muridnya. Ditangan kirinya ada kapur, di tangan kanannya ada pemadam.Guru itu berkata, "Saya ada satu permainan... Caranya begini, ditangan kiri saya ada kapur, di tangan kanan ada pemadam. Jika saya angkat kapur ini, maka berserulah "Kapur!", jika saya angkat pemadam ini, maka katalah "Pemadam!" Murid muridnya pun mengerti dan mengikuti. Guru berganti-gantian mengangkat antara kanan dan kiri tangannya,semakin lama semakin cepat. Beberapa saat kemudian guru kembali berkata, "Baik sekarang perhatikan.

Jika saya angkat kapur, maka sebutlah "Pemadam!", jika saya angkat pemadam, maka katakanlah "Kapur!". Dan diulangkan seperti tadi, tentu saja murid-murid tadi keliru dan kekok, dan sangat sukar untuk mengubahnya. Namun lambat laun, mereka sudah biasa dan tidak lagi kekok. Selang beberapa saat, permainan berhenti.Sang guru tersenyum kepada murid-muridnya. "Murid-murid, begitulah kita ummat Islam. Mulanya yang haq itu haq,yang bathil itu bathil. Kita begitu jelas membezakannya. Namun kemudian, musuh musuh kita memaksakan kepada kita dengan perbagai cara, untuk menukarkan sesuatu, dari yang haq menjadi bathil, dan sebaliknya.Pertama-tama mungkin akan sukar bagi kita menerima hal tersebut, tapi kerana terus disosialisasikan dengan cara-cara menarik oleh mereka, akhirnya lambat laun kamu akan terbiasa dengan hal itu. Dan anda mulai dapat mengikutinya.

Musuh-musuh kamu tidak pernah berhenti membalik dan menukar nilai dan etika. "Keluar berduaan, berkasih-kasihan tidak lagi sesuatu yang pelik, Zina tidak lagi jadi persoalan, pakaian seksi menjadi hal yang lumrah, sex sebelum nikah menjadi suatu hiburan dan trend, materialistik kini menjadi suatu gaya hidup dan lain lain." "Semuanya sudah terbalik. Dan tanpa disedari, anda sedikit demi sedikit menerimanya.

"Faham?" tanya Guru kepada murid-muridnya. "Paham cikgu..." "Baik permainan kedua..." begitu Guru melanjutkan.

"Cikgu ada Qur'an,cikgu akan letakkannya di tengah karpet. Sekarang anda berdiri diluar karpet. Permainannya adalah, bagaimana caranya mengambil Qur'an yang ada ditengah tanpa memijak karpet?" Murid-muridnya berpikir . Ada yang mencuba alternatif dengan tongkat,dan lain-lain. Akhirnya Guru memberikan jalan keluar, digulungnya karpet, dan ia ambil Qur'an. Ia memenuhi syarat, tidak memijak karpet."Murid-murid, begitulah ummat Islam dan musuh-musuhnya...Musuh-musuh Islam tidak akan memijak-mijak anda dengan terang-terang...Kerana tentu anda akan menolaknya mentah mentah. Orang biasapun tak akan rela kalau Islam dihina dihadapan mereka. Tapi mereka akan menggulung anda perlahan-lahan dari pinggir, sehingga anda tidak sedar." "

Jika seseorang ingin membuat rumah yang kuat, maka dibina tapak yang kuat. Begitulah Islam, jika ingin kuat, maka bangunlah aqidah yang kuat. Sebaliknya, jika ingin membongkar rumah, tentu susah kalau dimulai dgn tapaknya dulu, tentu saja hiasan-hiasan dinding akan dikeluarkan dulu, kerusi dipindahkan dulu, Almari dibuang dulu satu persatu, baru rumah dihancurkan..." "Begitulah musuh-musuh Islam menghancurkan kita. Ia tidak akan menghentam terang-terangan, tapi ia akan perlahan-lahan meletihkan anda. Mulai dari perangai anda, cara hidup, pakaian dan lain-lain, sehingga meskipun anda muslim, tapi anda telah meninggalkan ajaran Islam dan mengikuti cara yang mereka... Dan itulah yang mereka inginkan."

"Ini semua adalah fenomena Ghazwul Fikri (Perang Pemikiran). Dan inilah yang dijalankan oleh musuh musuh kita... "Kenapa mereka tidak berani terang-terang memijak-mijak cikgu?" tanya mereka.

"Sesungguhnya dahulu mereka terang-terang menyerang, misalnya Perang Salib, Perang Tartar, dan lain-lain. Tapi sekarang tidak lagi." "Begitulah Islam... Kalau diserang perlahan-lahan, mereka tidak akan sedar, akhirnya hancur. Tapi kalau diserang serentak terang-terangan, mereka akan bangkit serentak, baru mereka akan sadar." "Kalau begitu, kita selesaikan pelajaran kita kali ini, dan mari kita berdoa dahulu sebelum pulang..."

Matahari bersinar terik tatkala anak-anak itu keluar meninggalkan tempat belajar mereka dengan pikiran masing-masing di kepalanya...

(emel daripada maklong..)

14 comments:

Anonymous said...

reliever ke preventer lagi bagus?

BooK said...

cerita yg selalu kedengaran...
betul amat

Anonymous said...

analogi cikgu yang amat b'kesan
kat sini dah nampk how "pemikiran" is the game here....

Anonymous said...

erm.. rasenye dah lame cite ni disebarkan tru emel rite??? dah bertahun2 lamanya.. =) it keeps coming to us... even sy pun rs dr dulu lg dah dpt bbrp kali emel nih... juz that, adakah kita amik iktibar n sedar ttg perkara nih???? wallahu'alam....

Anonymous said...

ape insyirah buat dgn layang2 tuh??? kenapa main dlm bangunan tidak di padang??? trend baru ye??? heheh...

Anonymous said...

it also goes to mean another way. that in years that the Quran was being memorized .... and then the years where the Quran wasbeing complied and then the hadiths .... even hadiths have to be sieved and authenticated. some belived authentic were later proved to be incorrect. islamic scholars who in the initial times were the only ones priviledge with a copy of the Quran and everyopne has to just belive what they interpret. Later, when they Quran (printing was invented) was available more people can read it and interpret it. The Quran is the word of Allah. Then people interpret and add their interpretation. And then culture plays a role too. It is time that we go back to the Quran as the MAIN source. Do not put words into Allah's mouth. Allah gives us Quran as a guidance. He is most merciful and most benovalent. Islam is a forever religion. Just because someone said something like a fatwa for example, means it is the word of God. Word of God is only in the Quran. Go back to the Quran. Don't add to it.

aie144 said...

Thanks for the comment.

Yet you should remember, fatwa comes from the pious and religious people, and yet they fully understood the Al-Quran dan Sunnah, Insyaallah. Fatwa cannot come from a person, but must go through a board with the members are people who understands Islam and also Al-Quran and As-Sunnah. So, fatwa are made with accordance with Al-Quran and As Sunnah.

So, the hukm that was released by the board was not done without appropriate discussion and referring back to Al-Quran and As Sunnah.

For instance, the hukm of Drug abuse (which is HARAM) is taken as a fatwa according to the situation in the present.The alim ulama had a long discussion and they all aggree that Allah mentioned in Al-Quran that it is haram to take anything that makes people drunk and loss consciousness. Although the abuse of drugs was not available during the Prophet Muhammad (PBUH)time, the alim ulama aggrees that the consequences of drug abuse is the same as those who drink alcohol which leads to many other problems, illnesses and changes in normal behaviour. Thus, a fatwa is release in accordance at that particular time when people do not know what is the hukm of taking drugs and abusing them.

I agree that fatwa is NOT Allah's word. However, you should understand the importance of fatwa in Islam. Fatwa DOES NOT change the hukm of Al-Quran and As-Sunnah. But it helps a lot to the Muslim community as time goes by.

Wallahu'alam.

Anonymous said...

Both of what we said is correct.

I have classes to go to now but I will come back and we'll discuss more. InsyaAllah.

Anonymous said...

huh??? wut is the main issue here??? quran n sunnah, fatwa??? didnt really see the consequences from the story posted... but ya.. maybe the earlier anonymous see it from the different side of the story... juz mybe if u dont mind.. to the anonymous, can u eloborate more on wut u really mean bout the things u have said@written??? i mean, from which side of the story u see it??? hhmmm... thanx...

but hey, to saudara aie n others, did u guys hear bout new fatwa coming or being discussed??? bout the role of men n women in marriage??? n bout kahwin misyar??? huh??? i think somehow things need to be looked back here... of cos i couldnt really say anything bout this since i'm not an expert, n i am still a learner here... but then, i heard from my usrah people opinions, all of them did not agree... n bout a fatwa said by dr mashitah recently ~ bout it is ok to be a prostitute if we are in emergency(darurat)(???????)~, an ustaz from a seminar i went also didnt agree bout it....so think again... how far we can really rely on fatwa??? ntahla... here... again i am stressing that i'm not saying fatwa is cannot be followed or otherwise or wuteva... n i'm not making facts here.. juz that i'm giving things that i know n wanna know about everyone's opinion.... so, wut say u????

p/s- huhu... seriously, sy nk tahu pndpt korg2 sume... sbb sy nih bkn ler sorg yg rajin bace newspaper sgt... huhuhu... katak di bwh tempurung la katakan.... so if anyone ade bace pe2, or dgr pe2... share la... psl fatwa2 yg digembar gemburkan lately nih... insyaAllah.. sy akan dtg lwt comment ni lg next time... =)

Anonymous said...

after i woke up this morning, suddenly i've got the idea of how u think n relate ur thoughts with the story, mr/miss anonymous... ;)(anonymous that commented on the year of quran being memorised etc)but still, if u wanna elobarate it, i wud be very much appreciated.. =)mybe wut i thought is different from wut u think...

hhhmmm... sesgghnya Allah itu akan bg ilham kt sesiapa yg diingini kan??? dan yg plg pntg, kita mesti bersyukur sbb diberi akal fikiran oleh Allah utk berfikir.... ;)

-the previous anonymous-

aie144 said...

Saya tidak mahu memberi komen yang banyak dalam perbincangan tentang perkara ini. Kerana saya rasa saya bukan orang yang selayaknya untuk memberi komen tentang perkara ini.

Satu website yang best utk saudara dan saudari sekalian tgk iaitu E-Fatwa. Baca la di situ, apa itu fatwa dan bagaimana fatwa itu dikeluarkan. Insya Allah memberi manfaat.

Yang dari Dr Mashitah itu saya rasakan ianya bukan satu fatwa, tetapi satu pendapat. Tetapi kalau kita tgk balik, yang haram tetap haram. Titik. Sebab dalam Islam pun dah jelas antara yang hak dan yang batil. So, saya rasa pendapat sebegitu adalah tidak dibuat atas asas-asas yang kukuh. Lagipun, banyak aje peluang pekerjaan di Malaysia. Sungguh. Sama ada kita mahu atau tak. Kalau terus memilih, tak ke mana. Maka, itulah perlunya pemantapan ilmu di dada. Jika tiada, jangan disalahkan orang lain jika peluang pekerjaan yang ada sangat sempit. Tapi jika seseorang itu dipaksa menjadi pelacur, maka lain pula perspektif nya. Sebab ia merupakan satu paksaan. Yang sayakan diatas adalah mereka yang melibatkan diri secara sengaja.

Satu lagi tentang perkahwinan Misyar, anda boleh nilai sendiri dari beberapa point yang berbeza.

Point satu
Point dua
Point tiga

Konklusi nya? Tepuk dada, tanya iman.

Titik.

Anonymous said...

let me correct my mistake... sbnrnya yg dr mashitah tu was only her opinion... maaf for the wrong info... tetapi la kan, menurut ustaz yg sy hadiri seminarnya, kata beliau wpun kita berada dlm keadaan darurat sekali mana pun, x blh kita melacurkan diri.. beliau ada beri satu kisah ni n dikaitkan dgn satu hadis atau kisah zmn para sahabat dahulu... (maaf, x dpt nak recall..)katanya andai la org yg memaksa kita beri kita pilihan smada melacur ataupun dibunuh... katanya perlu kita pilih utk dibunuh... jadi kat sini x timbul soal apb melacur kerana paksaan, blh dilihat perspektif lain spt kata aie... ermm.. tetapi itu menurut ustaz tersebut... mana yg sebetulnya or mana yg perlu diikut.. wallahu'alam... kita ada akal, ada iman, jadi fikirla baik2... lgpun, jika nk mengesahkan sesuatu perkara yg kita x pasti, adalah lbh afdhal klu kita tanye pendpt ramai org yg lbh arif dan 'alim dari kita... bukan setakat 1-2 org saje... lps tu brla kita fikirkan balik dan buat keputusan... dan yg sebaiknya, jika masih lg ragu2, buatla istikharah... Allah itu sentiasa ada utk berikan kita petunjuk... ermm.. tp moga2 la kes2 spt nih x berlaku kpd org2 di sekeliling kita...

dan satu lg, mengenai kahwin misyar tuh, after berborak dgn one of my fren yg baca newspaper nih, katanya majlis fatwa malaysia mmg x begitu setuju dgn cadangan tersebut... alhamdulillah...
kerana mmg dah terang2 kan syarat pernikahan itu adalah utk memberi nafkah zahir dan batin... tetapi utk pengetahuan semua, fatwa ni mmg dah dikeluarkan di arab saudi... wallahu'alam..

Anonymous said...

Yusuf al-Qaradawi has issued many religious edicts throughout his life (see also IslamOnline). Qaradawi is known for edicts that are meant to be compatible with everyday life. He is also noted for his political fatwas regarding the conflict in the Middle East and the use of violence against civilians.

As Qaradawi has stated that in the case of conflicting fatwas, a Muslim must follow the fatwa that his true conscience believes is closer to the truth.

So, basically what anonymous said regarding fatwa is not word of God is true.

It is merely the interpretation of a learned Muslim scholar. And it is hardly wrong for us to adopt one and not the other. As long as it is not against any rule of God.

The Quran contains the word of Allah as a guideline to all human being.

As for Dr. Mashitah's opinion. I think she meant if it's a matter of life and death. Sedangkan makan babi pun jadi harus in matter of life and death. Although one might prefer to die than eat that. Therefore, like everyone knows, Malaysia still has tons of opportunities so it will never reach the darurat level until one has to prostitue themselves. I think this statement of hers has been promoted negatively by her opposers to gain political mileage. We all have brains, we can think for ourselves. Don't just jump to conclusion. And like ayat Qurans, everything must be taken in context. Not just the standalone statement.

About the kahwin misyar, yes, some Muslim community practices it. But in Malaysia everyone is jumping like monkeys because it is something new to them and something that is not done. Like the Dr. Mashitah's statement, maybe until we reach the level of darurat in this case, single ladies all sexed up but nobody to marry them ... then maybe we can use this one lah.

Anonymous said...

assalamualaikum wbt...

ermm..alhamdulillah.. ingin sy share sedikit ilmu yg sy dpt dr apa yg sy baca br2 nih.. =)

bbrp hari lps, after membaca hadis dlm syarah hadis 40 imam nawawi, sy terbuka pd satu page nih... kat situ ditulis huraian hadis-"masalah-masalah fiqh berkenaan dgn paksaan" well, it caught my interest... n teringat issue yg dibincangkan di blog saudara aie nih... so sy tgkla tajuk hadis tuh - " penghapusan dosa dlm islam" hadisnya- rasulullah SAW bersabda: "sesgghnya Allah memaafkan umatku kerana aku jika mereka tersalah, terlupa dan dipaksa." HR ibnu Majah

jd dlm huraian imam nawawi dlm point yg sy nyatakan di atas, dibahagikan kpd 2... tp sy juz huraikan sedikit drp point 1 sbb itulah yg berkaitan dgn issue2 yg dh dibincang dlm comments sblmnya..

a) paksaan MEMBUNUH atau BERZINA : membunuh tanpa hak dan berzina antara dosa besar yg diharamkan leh seluruh syariat yg diturunkan kpd Nabi dan Rasul. Oleh itu kedua2nya TIDAK boeh sama sekali utk dilakukan di dlm semua keadaan, sehingga dlm keadaan terpaksa sekalipun.ini bermakna, org yg dipaksa utk melakukannya tetapi dia enggan melakukannya lalu dibunuh, maka dia mendapat PAHALA. cuma KESAN drpd melakukan salah satu drpdnya adalah berbeza berdasarkan kadar paksaan yg dilakukan.penjelasannya adalah spt berikut.

b) paksaan berzina : jumhur ulama berpndpt bhwa wanita yg dipaksa melakukan zina, tidak dikenakan hukum hudud, jika paksaan yg 'muljik', maka dia x berdosa. tetapi jika paksaan itu bukan 'muljik', maka dia berdosa...

~ermm..pnjg lg huraian tp rsnye setakat ni dh cukup utk jelaskan isu di atas... dan alhamdulillah, kebetulan, kelmarin sy ada terbaca satu ayat quran ini... surah an-nuur, 24: 33

".... dan jgnlah kamu paksa budak2 wanitamu utk melakukan pelacuran, sdg mereka mengingini kesucian, kerana kamu inginkan keuntungan duniawi. dan barangsiapa yg memaksa mereka, maka sesgghnya Allah adalah Maha Pengamppun lg Maha Penyayang sesudah mereka dipaksa itu(*)."

jd kat sini, dpt sy katakan yg both pendpt adalah betul.. spt pndpt Dr Mashitah, yg blh dibuktikn drp dalil ayat quran td dan jg drp hadis yg diberi...

tetapi 1 lg pendapat, jg blh diambil atas dasar huraian imam nawawi di point (a) dan lbh2 lg, dihuraikan lbh lanjut dlm ayat quran td, point yg sy tanda -(*) : "tuhan akan mengampuni budak2 wanita yg dipaksa melakukan pelacuran oleh tuannya itu, selama mereka tidak mengulangi perbuatan itu lg... " jadi mgkn apabila ada pdpt yg mengatakan bhwa even kita dipaksa, kita x blh lakukannya sama sekali kerana ada relevannya.. mgkn mereka yg mgeluarkan pndpt ini takut drpt paksaan bertukar menjadi kpd rela hati... sbb drpd kisah2 pegakuan yg pnah sy baca dlm mastika, majalah remaja, kisah benar n etc.. mostly wanita yg dirogol secara paksa/tanpa rela pd awalnya, akhirnya ia menjadi satu perbuatan yg menjadi kesukaan pula... malah ada kisah tu, apabila org yg merogolnya secara paksa sblm itu xde lg, dia berani mencari lelaki lain utk memuaskan nafsunya... jd kat sini nmpk kan??? drpd paksaan blh bertukar kepada rela??? sbb tu, mgkn mereka yg keluarkan pndpt yg kata lbh baik dibunuh drp melakukan zina secara paksaan kerana disbbkan faktor di atas... ermm.. mgkn..

hhmmm... itula sedikit ilmu yg dpt sy share di sini... jd kat sini semua org bleh fikir sdri mane yg nk diikuti... kedua2nya betul... n apepun, ia bergantung kpd IMAN kita... berdoalah agar iman kita sentiasa teguh dan xkan goyah apabila diusik dgn godaan syaitan dan hawa nafsu...

wallahu'alam...